Kalau Bukan Vidal, Siapa Lagi?

Semakin mepetnya tenggat waktu transfer musim panas adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para penggemar dan pengamat sepakbola di seluruh dunia. Pasalnya, klub-klub ternama dipastikan akan memaksakan diri untuk melakukan pembelian pemain. Satu hal yang membuat saya ketar-ketir tentu saja keterlibatan Arturo Vidal di dalamnya, karena Manchester United dikabarkan masih tetap ngotot untuk mengejar tandatangan si pemain Cile ini, meskipun Juventus disebutkan telah menutup ruang negosiasi.

Tetapi bila melihat gelagat Juventus, kepergian Vidal hampir bisa dipastikan. Bila tidak musim ini, kemungkinan besar kita tidak akan bisa melihat gelandang enerjik ini di musim depan. Saya meyakini hal ini, karena Juventus tidak pernah takut untuk melepas pemain-pemain andalannya. Zinedine Zidane mungkin bisa dijadikan salah satu topik bahasan utama, karena dirinya saat itu dilepas dengan nilai transfer yang cukup tinggi, yaitu 46 juta pound sterling pada tahun 2001. Berbeda dengan Filippo Inzaghi dan Alessandro Del Piero yang dibiarkan pergi karena (dianggap) sudah tak lagi optimal untuk bekerja di dalam sistem permainan tim.

Kini sorot lampu tengah menaungi Vidal. Setelah berhasil tampil memukau di Piala Dunia 2014, sang pemain menjadi target utama Louis Van Gaal yang mendapat beban untuk mengangkat derajat klub Manchester merah. Menurut beberapa media, sang meneer dikabarkan membidik lima pemain sekaligus. Hingga detik ini, baru Marcos Rojo yang resmi bergabung. Menghadapi kenyataan ini, diprediksi Van Gaal akan tetap ngotot untuk mengajak Il Guerriero ke Old Trafford.

Namun lagi-lagi muncul pertanyaan, apakah La Fidanzata d’Italia akan melepaskan box-to-box midfielder terbaiknya? Jawaban atas hal tersebut tentunya harus memikirkan berbagai faktor – yang salah satunya tentu saja menyangkut uang dan profit, karena ini adalah dunia sepakbola modern yang segalanya berbau bisnis. Faktor lain yang bisa menjadi pertimbangan adalah kebutuhan dari taktik dan strategi dari sang pelatih baru, Massimiliano Allegri.

Pogba: Calm down, Now. Just calm down..!!

Kebiasaan Allegri

Untuk bisa sedikit membaca pikiran Allegri, saya ingin mencoba untuk mengutak-atik kebiasaan sang pelatih. Saya akan memulainya dari musim 2010/2011, musim pertama ia menangani AC. Dari data yang saya berhasil kumpulkan, saya melihat ada 4 (empat) pemain masuk di masing-masing lini (kecuali kiper). Di sisi lain terdapat 4 (empat) gelandang, 2 (dua) pemain bertahan, dan 5 (lima) penyerang yang keluar.

Di musim berikutnya, musim dimana Milan kehilangan pegangan akibat keluarnya Andrea Pirlo, masuk 8 (delapan) pemain tengah, 4 (empat) pemain belakang, dan 5 (lima) pemain depan baru. Di pintu gerbang Milan ada 5 (lima) pemain belakang, 4 (empat) penyerang, dan 5 (lima) pemain tengah yang memutuskan untuk pergi.

Musim 2012/2013 diawali dengan masuknya 5 (lima) pemain di masing-masing lini, kecuali kiper. Patut diberi catatan, bahwa musim ini juga menjadi ajang eksodus para pemain andalan dan juga veteran. Alessandro Nesta, Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva, Clarence Seedorf, Mark van Bommel, dan Gennaro Gattuso memutuskan untuk cabut dari tanah Milan. Bila dirangkum menjadi satu, terdapat 13 (tiga belas) pemain tengah, 4 (empat) bek, dan 6 (enam) penyerang yang keluar.

Setahun kemudian, Allegri memiliki pekerjaan rumah segudang disertai tekanan tingkat tinggi dari manajemen klub, karena Milan menampakan diri sebagai sebuah klub papan tengah. Tercatat 10 (sepuluh) pemain tengah – di antaranya Kaka dan Keisuke Honda – masuk ke dalam daftar pemain, ditambah dengan kehadiran 3 (tiga) pemain belakang dan depan. Terhitung 9 (sembilan) pemain tengah, 6 (enam) pemain depan, dan 4 (empat) pemain bertahan yang menyudahi perjalanannya di tetangga In*er ini. Sayang para petinggi sudah kadung tidak sabar. Performa Milan tak kunjung membaik. Allegri pun didepak dari kursi manajer.

Bila dirata-rata, maka selama melatih Milan, Allegri di setiap musimnya mendatangkan 6,75 pemain tengah, 4 pemain belakang, dan 4,25 pemain depan, serta melepaskan 7,75 pemain tengah, 3,75 pemain belakang, dan 5,25 pemain depan. Angka rata-rata arus masuk-keluar di lini tengah merupakan yang paling besar dibandingkan lini lainnya, meskipun arus keluar lebih banyak satu orang.

Probabilitas Vidal

Melihat dari perhitungan tersebut, maka saya berkesimpulan bahwa Allegri adalah salah satu pelatih yang juga berorientasi untuk memperkuat lini tengah, sekaligus memperlemahnya. Allegri banyak menyimpan potensi salah pembelian dan memaksanya untuk mencari peminat di bursa transfer. Antonio Nocerino, Rodney Strasser, Urby Emanuelson, dan Alberto Aquilani adalah beberapa contohnya. Selain itu, Allegri adalah tipe orang yang berani untuk kehilangan pemain kunci (lagi-lagi kita harus menyebut Pirlo), mirip dengan tradisi Juventus. Klop!

Lalu kesimpulan apa yang bisa ditarik dari perhitungan di atas? Tentu saja tidak ada, karena saya hanya melakukan hitung-hitungan yang teramat asal-asalan. Tidak ada satu pun kesimpulan yang bisa Anda ambil dari tulisan ini.

Best couple in J-Stadium

Terus apakah Vidal akan tetap keluar? Kalau Anda menanyakannya kepada saya, maka jawabannya adalah: “Iya!”. Meskipun Juventus masih amat membutuhkan kehadirannya untuk menjaga Pirlo, tetapi tentu saja kebutuhan akan dana segar tak bisa dikhianati begitu saja. Apalagi tersiar kabar bahwa kita tengah mengincar seorang pemain depan bernama Radamel Falcao, penyerang yang memiliki ketajaman luar biasa (saat bermain di Atletico Madrid).

Tetapi apakah Juventus membutuhkan penyerang baru saat ini? Untuk pertanyaan ini, saya akan kembali menjawab: “Ya!”, karena kita tidak bisa hanya mengandalkan Fernando Llorente dan Carlos Tevez semata. Di bangku cadangan kita hanya memiliki Alvaro Morata yang belum teruji dan Sebastian Giovinco yang angin-anginan. Idealnya sebuah tim wajib memiliki lima penyerang.

Lalu apakah Falcao adalah jawabannya? Saya tidak berani menjawabnya, karena lagi-lagi ini adalah kebutuhan dari tim. Kebutuhan tim di sini maksudnya adalah kebutuhan dalam hal taktik dan juga marketing. Tapi bagi saya pribadi, saya lebih baik mendatangkan seorang penyerang muda bertalenta yang memiliki skill dan kemampuan, namun masih rela untuk menjadi penghangat bangku cadangan.

Demikian pendapat asal-asalan saya terkait kepergian Arturo Vidal. Mudah-mudahan Anda tidak menuduh saya sebagai seorang Juventini yang kurang mengerti ilmu ke-Juventus-an.

Forza Juve!