Juventus Sang Pemberi Harapan Palsu

Jendela transfer musim panas sudah akan segera ditutup dalam waktu dekat. Klub-klub besar asal Spanyol lagi-lagi mencuri perhatian para media dan juga tentunya pengamat sepakbola. Real Madrid kembali menunjukkan jati dirinya sebagai klub kaya-raya dengan membeli James Rodriguez dan Toni Kroos, sedangkan Barcelona dan Atletico Madrid terlihat hanya ingin melengkapi kedalaman skuad yang sudah ada sambil mengganti ruang-ruang kosong yang ditinggalkan oleh para pemain andalannya.

Berbeda dengan La Liga, Serie A terbilang adem-ayem. Tidak ada sebuah berita besar menyangkut transfer seorang pemain. Satu-satunya “kabar spektakuler” yang muncul dari tanah Italia adalah kepergian Mario Balotelli dari AC Milan, karena direkrut oleh Liverpool. Juventus pun hingga saat ini masih terlihat pasif, tak menunjukkan pergerakan berarti di bursa transfer musim panas. Yang ada hanyalah sejumlah gosip yang diterbitkan oleh media-media, yang pada akhirnya hanya membuat kita merasa digantung dan mencap Juventus sebagai PHP, Pemberi Harapan Palsu.

Pasukan Pemberi Harapan Palsu

Sebutan tersebut rasanya tidak berlebihan, terlebih bagi kalian yang terus-menerus mengikuti perkembangan berita transfer lewat media sosial Twitter. Juventus pertama kali disebut-sebut akan segera mematenkan tandatangan seorang Alexis Sanchez, pemain asal Cile yang mendapatkan apresiasi dari banyak pihak berkat penampilannya yang impresif. Bakat dan kemampuannya disia-siakan oleh Barcelona. Juve pun siap menampungnya, mengingat pengalamannya bermain di Serie A bersama Udinese. Sayang, Wenger and co. bergerak lebih cepat. Alexis pun kini mengenakan nomor punggung 17 di Arsenal.

Isu seputar rencana Juve meminjam Radamel Falcao adalah salah satu berita paling dahsyat yang pernah dibaca oleh segenap penggemar Juventus. Tentu saja kabar tersebut mendapatkan sambutan yang cukup hangat di tengah pendukung. Sayangnya, sang striker yang absen di Piala Dunia 2014 ini menampik kabar tersebut dan pada akhirnya kabar tersebut tenggelam dan raib ditelan bumi.

Tetapi Manchester United sudah melepaskan tawaran di kisaran harga 60 juta hingga 80 juta poundsterling (atau sekitar Rp 1,2 hingga Rp 1,6 trilyun!). Setelah membaca berita tersebut, Giuseppe Marotta dikabarkan langsung jatuh pingsan.

Selain Falcao, Angel Di Maria juga sempat menjadi sorotan para pengamat sepakbola. Maklum saja, sang bintang Argentina tidak mau menjadi penghangat kursi cadangan untuk Gareth Bale. Ia sepertinya juga tahu kalau seorang Di Maria tidak akan bisa mengalahkan ketenaran seorang Bale, pemain yang sejauh ini sepertinya tidak akan bisa manggung Piala Dunia, kecuali ia berpindah kewarganegaraan. Menyadari hal tersebut, Di Maria pun memasang tanda “For Sale”. Juventus disebut-sebut tertarik untuk menggunakan jasanya. Tetapi Manchester United sudah melepaskan tawaran di kisaran harga 60 juta hingga 80 juta poundsterling (atau sekitar Rp 1,2 hingga Rp 1,6 trilyun!). Setelah membaca berita tersebut, Giuseppe Marotta dikabarkan langsung jatuh pingsan.

Setelah kabar seputar Di Maria mulai mereda, kini Juventus mulai dikait-kaitkan dengan Lukas Podolski, striker Jerman yang kini bernaung di bawah bendera Arsenal. Menurut isu yang beredar, Juve berniat untuk meminjam sang pemenang Piala Dunia 2014 dengan opsi pembelian di musim berikutnya. Kabar ini beredar paska kehadiran Alexis yang diplot sebagai penyerang sayap oleh Arsene Wenger dan pada akhirnya harus menempatkan Podolski di pos tunggu. Tentu saja hal itu membuat Podolski kecewa, karena semua pemain ingin mendapatkan porsi bermain yang banyak. Squad Depth Kepasifan Juve di bursa transfer musim panas pun membuat saya gemas dan sedikit gusar. Para petinggi klub sempat mengatakan bahwa mereka ingin kembali menikmati kejayaan di kompetisi Eropa, tetapi mereka sama sekali tidak memperlihatkan pergerakan yang benar-benar berarti dalam mencari pemain-pemain tambahan yang bisa melengkapi anggota tim. Tanah Italia sudah berhasil dikuasai tiga tahun berturut-turut, sebuah prestasi yang tentu saja sangat membanggakan, mengingat kita pernah menjadi tertuduh di dalam kasus Calciopoli. Ambisi untuk berjaya di Liga Champions seolah sudah meluap-luap, tetapi tampaknya mereka lebih memilih untuk berkhayal. Pertanyaannya adalah: Apakah kita sudah memiliki skuat yang cukup untuk bisa mengarungi musim kompetisi Serie A dan Champions League 2014/2015? Atas pertanyaan barusan, saya mendapatkan pencerahan dari Tarek Khatib, seorang pelaku media sosial yang juga penganut paham Juveisme.

Melalui akun Twitter @ADP1113 miliknya, ia mengajak para Juventini di seluruh dunia untuk diam sejenak dan melihat kedalaman skuat yang kita miliki saat ini. Di dalam gambar yang ia berikan, terlihat jelas bahwa Juventus telah memiliki nama-nama hebat yang bisa saling mengisi di setiap lini. Kita memiliki tiga orang yang siap untuk menjaga keperawanan gawang, yaitu Gianluigi Buffon, Marco Storari, dan Rubinho). Di depannya, terdapat delapan pemain bertahan (Patrice Evra, Giorgio Chiellini, Angelo Ogbonna, Leonardo Bonucci, Martin Caceres, Andrea Barzagli, Luca Marrone, dan Stephan Lichsteiner), ditambah sembilan gelandang (Andrea Pirlo, Arturo Vidal, Paul Pogba, Claudio Marchisio, Simone Padoin, Kwadwo Asamoah, Simone Pepe, Roberto Pereyra, dan Kingsley Coman), dan empat penyerang (Fernando Llorente, Carlos Tevez, Alvaro Morata, dan Sebastian Giovinco).

Bila ditotal secara keseluruhan, maka Juventus akan memiliki 24 pemain, jumlah ideal bagi sebuah klub untuk bisa mengarungi satu musim kompetisi. Tidak ada alasan bagi kita untuk gagal di dalam sebuah kompetisi, mengingat Juventus telah memiliki sejumlah nama yang bisa saling mengisi dan berganti peran di setiap lini. Marrone dan Lichsteiner adalah contoh yang paling konkret. Nama pertama bisa mengisi posisi sebagai gelandang bertahan sekaligus bek tengah dan nama kedua mampu berperan sebagai wing-back dan full-back di sisi kanan. Chiellini sebenarnya juga bisa berposisi sebagai bek kiri, meskipun hal tersebut sangat riskan, karena ia gagal menjalani peran tersebut saat bermain di Piala Dunia Brazil kemarin.

Di tengah jembatan goyang

Saya patut berterima kasih kepada Khatib yang membuka mata saya sepenuhnya. Juventus ternyata memiliki sebuah tim yang patut diapresiasi. Setiap lini telah memiliki pengawalnya masing-masing dengan Pirlo sebagai pusatnya. Satu hal yang patut dijadikan perhatian adalah lini depan.

Di dalam tulisan saya sebelumnya, saya telah mengatakan bahwa Juventus wajib mendatangkan satu penyerang baru, mengingat kepergian Mirko Vucinic dan inkonsistensi yang diberikan oleh Sebastian Giovinco. Alvaro Morata juga masih belum bisa dijadikan andalan, karena ia juga belum mendapat jam terbang yang cukup selama berkarir di Madrid. Tak heran bila saya bersemangat saat mengetahui bahwa Juventus akan mendatangkan seorang Podolski.

To hell with this! I’d better update my Instagram!

Seharusnya kita memiliki peluang yang cukup besar untuk bisa mendatangkan sang warga negara Jerman ini. Pasalnya Podolski memiliki peluang yang kecil untuk bisa bermain sebagai starting XI di Arsenal. Paska kepindahannya ke Juventus, Podolski tentu saja akan menuntut untuk dimainkan terus-menerus di setiap pertandingan. Tetapi statusnya sebagai pemain pinjaman tampaknya tidak akan terlalu membebani Allegri. Istilah kasarnya, “Kalau lo gak suka, lo boleh pulang.”

Saya memprediksi bahwa kehadiran Podolski tidak akan memberikan pengaruh yang besar bagi tim secara keseluruhan, tetapi ia bisa menjadi keping puzzle yang hilang, yang bisa melengkapi pasukan La Fidanzata d’Italia.

Namun lagi-lagi, prediksi saya hanyalah prediksi seorang penggemar. Lagipula, prediksi ini bisa terjadi apabila Podolski sudah BENAR-BENAR bergabung dengan Juventus.

Forza Juve!!