Mengakhiri Perjalanan Indah Sang Semut Atom dari Turin

Look, if you had one shot, or one opportunity
To seize everything you ever wanted.
One moment.
Would you capture it or just let it slip?

Sejarah kelam Eminem dalam menapaki karirnya di dunia seni rap, menjadi salah satu inspirasi dari lagu yang berjudul “Lose Yourself” ini. Di lagu ini, ia menceritakan betapa sulitnya mencari kesempatan untuk bisa tampil di publik. Gagal berkali-kali, tetapi sang protagonis di dalam lagu tersebut menolak untuk menyerah. Ia mengerti segala kelemahan yang ada dirinya, tetapi ia tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Ia hanya memiliki satu kesempatan yang datang sekali seumur hidup.

Sayangnya kesempatan adalah satu hal yang tidak kunjung datang menghampiri seorang Sebastian Giovinco. Hingga awal bulan Desember, sosok yang sempat mendapat julukan Il Nuovo Del Piero ini masih belum boleh beranjak dari tempat duduk para cadangan. Padahal Juventus telah melewati 13 pertandingan di Serie A. Tentu saja ini adalah sesuatu hal yang amat buruk bagi perkembangan karir pemain asli Turin ini.

He may explode, but not for long.

Padahal sudah sejak muda Giovinco bergabung dengan Juventus. Dirinya tercatat bergabung dengan Nyonya Tua pada tahun 1996. Pada musim 2007-2008 dirinya disekolahkan di Empoli dan mampu mencetak 6 gol dari 35 kali penampilan. Sempat kembali ke Juventus namun kembali terlempar dari persaingan dan terbuang ke AC Parma. Di klub inilah Giovinco justru berhasil memperlihatkan tajinya.

Bergabung pada musim 2010/2011 sebagai pemain pinjaman, Giovinco mendapatkan kesempatan untuk terus-menerus tampil di tim utama. Penampilannya yang begitu memesona pun memuncak kala Giovinco dua kali menjebol gawang Juventus pada 6 Januari 2011. Grafik permainan yang impresif akhirnya membuat dirinya dipanggil ke tim nasional asuhan Cesare Prandelli. Selain itu, Parma pun kepincut dan memutuskan membeli 50% hak kepemilikannya senilai €3 juta. Juventus setuju.

Performa The Atomic Ant pun mulai menggila. Ia berhasil membawa Parma duduk di peringkat kedelapan, sebuah prestasi yang tentu tidak bisa dianggap sebelah mata. Selain itu, Giovinco seolah telah membuka mata dunia saat ia membobol gawang Siena dengan sebuah tendangan voli dari jarak sekitar 27 meter. Tak heran bila banyak klub yang mulai mendekati dirinya. Namun Tommaso Ghirardi, Presiden AC Parma, mengatakan bahwa Sebastian Giovinco memiliki harga lebih dari €40 juta!

Meskipun dikabarkan telah dilirik oleh banyak klub, tetapi Juventus tetap memiliki opsi pertama untuk bisa membeli Giovinco. Atas dasar performa yang luar biasa tersebut, manajemen Juve rela merogoh €11 juta dari pundi-pundi uangnya, demi mendapatkan 50% hak milik yang dipegang Parma. Banyak pihak yang menyebutkan bahwa Giovinco adalah sosok yang terjanji dan disebut-sebut akan mampu menggantikan seorang legenda bernama Alessandro Del Piero.

Nubuat yang mengatakan bahwa Giovinco adalah utusan Del Piero sedikit terbukti. Ia masuk ke dalam daftar starting XI saat Juve mengalahkan Napoli di Piala Super Italia 2012. Dua gol dan satu assist yang berujung pada penalti untuk Juve ke gawang Udinese saat bertandang ke Friuli, adalah sebuah pesan singkat yang mengatakan bahwa ia siap untuk bertarung bersama Juve. Sayang, inkonsistensi membuat dirinya harus kembali terbuang dari daftar.

Musim 2012/2013, Giovinco tampil sebanyak 31 kali dan mencatat 7 gol di Serie A. Dibandingkan dengan satu musim sebelumnya (36 kali/15 gol), tentu ini menunjukkan sebuah tanda-tanda negatif. Jumlah tersebut kian menurun pada musim berikutnya dan ia hanya bisa bermain sebanyak 17 kali dan mencetak 2 gol. Kini ketika tahun 2014 sudah mulai berakhir, Giovinco pun semakin teggelam.

Giovinco's progression season 2014/2015.
Giovinco’s progression season 2014/2015.

Menurut data statistik WhoScored.com, Giovinco hanya tampil selama 174 menit di 4 laga musim ini (2014/2015). Bila dirata-rata, sang Semut Atom cuma bermain selama 43,5 menit di setiap pertandingan Serie A. Meskipun tidak mendapat kesempatan banyak, tetapi Giovinco mampu melakukan rata-rata tembakan sebanyak 4,8 shots per game dan total melakukan 21 passing. Ketika beralih ke ranah Eropa, nasib pria kelahiran 26 Januari ini semakin terlihat miris. Seba (nama panggilannya) hanya diberi kesempatan mengumpulkan jam terbang sebanyak tujuh menit saja dari 3 pertandingan dan tidak bisa memberikan sumbangsih berarti. Tercatat Seba hanya bisa melakukan 1 passing dan nol key passing.

Why can’t you see me scoring?

Statistik yang kurang memuaskan adalah satu dari empat elemen yang akan merusak mimpi indah Giovinco di Juventus. Kingsley Coman, Alvaro Morata, dan Carlos Tevez, adalah ketiga elemen lain yang hampir dipastikan akan menutup ruang gerak Giovinco di tubuh Juventus. Meskipun ia masih ingin tetap berada di lingkungan J-Stadium, tetapi saya pribadi pesimis Giuseppe Marotta akan memperpanjang kontraknya yang bakal berakhir pada pertengahan tahun 2015.

Opsi untuk menjual Giovinco pada Januari mendatang adalah pilihan terbaik bagi manajemen. Maka dari itu, persiapkanlah ucapan selamat tinggal yang terbaik pada sang Semut Atom mulai dari sekarang.

Forza Juventus

Leave a comment